Sepenggal Kisah Ibu Tangguh: Meniti Hidup Tanpa Suami, Bersama Anak-anak yang Masih Kecil
Di sudut kehidupan yang sering luput dari sorotan, ada seorang ibu yang tengah berjuang tanpa banyak suara. Namanya Ibu Rina, perempuan sederhana dengan tatapan lembut namun penuh ketegasan. Suaminya pergi tanpa pesan, meninggalkan ia bersama tiga anak yang masih kecil—yang satu masih dalam gendongan, dua lainnya baru mulai memahami dunia.
Hari-harinya dimulai lebih pagi dari kebanyakan orang. Sebelum fajar menyingsing, ia sudah bangun, menyiapkan sarapan seadanya, lalu menggandeng anak-anak menuju pasar tempat ia mengais rezeki. Ia menjajakan gorengan buatan tangannya, sambil menggendong si bungsu yang belum bisa berjalan. Bukan pekerjaan mudah, tapi tak ada pilihan lain.
Dalam setiap tetesan peluhnya, ada doa yang tak pernah putus. Ia bukan hanya mencari nafkah, tapi juga membangun harapan—agar anak-anaknya tetap bisa sekolah, tetap bisa tersenyum, dan tak merasa kekurangan kasih sayang walau tak lagi lengkap secara keluarga.
Banyak yang bertanya, “Kenapa tidak menikah lagi?” Ia hanya tersenyum. “Hati ini sudah penuh dengan cinta untuk anak-anakku. Mereka cukup.” jawabnya tenang.
Perjalanan hidup ibu Rina tak mulus. Pernah ia harus meminjam uang untuk membeli susu. Pernah juga ia jatuh sakit, namun tetap memaksakan diri berjualan agar dapur tetap mengepul. Tapi dari semua kesulitan itu, justru tumbuh kekuatan. Ia tak hanya menjadi ibu, tapi juga menjadi ayah, guru, pelindung, dan sahabat bagi anak-anaknya.
Kini, anak sulungnya sudah mulai kuliah lewat beasiswa. Anak-anak itu tumbuh dengan rasa hormat, tanggung jawab, dan kasih sayang yang besar—semua karena didikan seorang ibu yang tak pernah menyerah.
Kisah ibu Rina bukan hanya tentang perjuangan, tapi tentang cinta tanpa syarat. Tentang bagaimana seorang perempuan bisa menjadi benteng paling kokoh di tengah badai kehidupan.
Karena sejatinya, di balik kelembutan seorang ibu, tersembunyi kekuatan yang tak terhingga.
0 comments:
Posting Komentar